Persoalan demo telah menguras cukup banyak energi pemerintah pusat sehingga perhatian terhadap pembangunan infrastruktur agak terpinggirkan dalam beberapa waktu belakangan ini.
Sejatinya, fokus pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) untuk menggenjot pembangunan infrastruktur adalah pilihan yang tepat. Pembangunan infrastruktur harus menjadi prioritas Indonesia untuk mengejar ketertinggalan dibandingkan dengan negara lain. Keterbatasan infrastruktur membuat Indonesia tidak mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam untuk menciptakan kesejahteraan yang berkeadilan bagi seluruh rakyat.
Persoalan pembangunan infrastruktur di Indonesia tidak sekedar pembiayaan yang terbatas. Keterbatasan pembiayaan itu sendiri semakin terasa karena pertumbuhan pendapatan negara saat ini belum sesuai dengan harapan dikaitkan kebutuhan belanja infrastruktur. Namun demikian, pembiayaan bukan satu-satunya masalah kronis dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Pertama, korupsi adalah momok dalam pembangunan infrastruktur. Korupsi membuat banyak proyek infrastruktur menjadi mangkrak. Pada kasus lain, proyek infrastruktur dapat diselesaikan namun tidak sesuai spesifikasi dan peruntukannya sehingga tidak memberikan hasil (outcome) atau pembangunan sekedar buang-buang uang.
Kondisi ini lebih buruk dibanding pembangunan yang tidak efisien di mana hasilnya ada walaupun diperoleh agak mahal. Proyek mangkrak ataupun tidak sesuai dengan spesifikasi maupun peruntukannya sering disebabkan oleh habisnya dana kontraktor karena telah digunakan untuk menyuap oknum pejabat. Tak dapat disangkal bahwa proyek-proyek infrastruktur sering menjadi rebutan pencari rente sebab biasanya melibatkan jumlah uang yang banyak.
Kedua, pengawasan yang lemah saat pembangunan infrastruktur juga memberikan kontribusi bagi buruknya infrastruktur yang terbangun ataupun mangkraknya proyek. Lemahnya pengawasan disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya: (1) jauh atau sulitnya menjangkau lokasi proyek; (2) kurangnya jumlah, kompetensi, dan disiplin petugas pengawas; (3) adanya oknum-oknum pengawas yang menerima suap sehingga mengabaikan pelanggaran kontraktor; dan (4) adanya hasil temuan pengawas yang diabaikan atasan mereka karena adanya perselingkuhan oknum atasan dengan kontraktor atau tekanan lainnya.
Ketiga, masalah infrastruktur dapat pula timbul dari kurangnya sinkronisasi antar-infrastruktur. Ini menyebabkan infrastruktur yang terbangun tidak dapat digunakan atau sia-sia. Contoh yang paling sederhana adalah pembangunan toilet umum untuk daerah-daerah yang mengalami masalah sanitasi buruk. Namun, pembangunan toilet umum tersebut tidak diikuti dengan pembangunan infrastruktur penyediaan air bersih. Akibatnya, fasilitas tersebut tidak terpakai atau lebih buruknya justru menjadi sumber persoalan sanitasi itu sendiri.
Keempat, masalah lainnya yang terkait pembangunan infrastruktur adalah perilaku “cari gampang” dari oknum-oknum pejabat dengan pertimbangan asal proyek sudah terealisasi. Perilaku ini di antaranya dimanifestasi dalam bentuk penentuan lokasi untuk infrastruktur didasarkan pada kemudahan mendapatkan lahan atau pembangunan infrastruktur tidak sulit. Cocok tidaknya infrastruktur yang akan dibangun dengan lokasinya tidak menjadi pertimbangan sehingga infrastruktur yang terbangun tidak terpakai.
Kelima, pemeliharaan yang buruk juga menjadi masalah dalam pembangunan infrastruktur. Adanya kecenderungan pemerintah mengabaikan pemeliharaan sehingga infrastruktur menjadi rusak parah yang menyebabkan perbaikan yang berbiaya besar ataupun harus dilakukan pembangunan baru. Secara kasat mata dapat dilihat pada infrastruktur jalan. Jalan dengan lubang kecil dibiarkan sehingga kerusakan menjadi parah baru kemudian dilakukan pelapisan secara keseluruhan yang berbiaya tinggi. Di lapangan, banyak belanja modal untuk jalan banyak dihabisi untuk melapisi jalan yang telah ada sehingga penambahan panjang dan pelebaran jalan tumbuh sangat lambat.
Adanya faktor-faktor di atas yang dapat menjegal pembangunan infrastruktur maka pembangunan infrastruktur ke depan perlu dilakukan dengan hati-hati dan berdasarkan kajian yang matang serta pengawasan yang memadai. Ini dibutuhkan agar dana yang dicari dengan susah payah tidak hanya dihabiskan untuk infrastruktur yang hanya ada wujudnya, namun tidak memberi hasil bagi kepentingan rakyat dan dunia bisnis alias mubazir.
Menghadapi persaingan dalam dunia konstruksi semakin ketat. Perusahaan Anda mungkin sudah memiliki kualitas kerja yang baik, tetapi tanpa memiliki sertifikasi yang tepat, seperti SBU Konstruksi, SKK Konstruksi, atau Sertifikat ISO, peluang untuk memenangkan tender besar bisa lenyap. Reputasi perusahaan dipertaruhkan, dan proyek-proyek besar yang seharusnya dapat Anda menangkan malah jatuh ke tangan kompetitor.
Bayangkan jika, setelah berbulan-bulan merencanakan dan mengajukan tender, Anda kalah hanya karena kurangnya sertifikasi yang diperlukan. Kompetitor Anda yang memiliki SBU Konstruksi, SKK Konstruksi, dan Sertifikat ISO tampak lebih profesional dan terpercaya di mata pemberi tender. Rasa frustrasi melihat kesempatan berlalu begitu saja karena kurangnya pengakuan formal akan kualitas dan standar yang sebenarnya Anda miliki.
Kini saatnya untuk mengubah strategi Anda. Dengan mengamankan SBU Konstruksi, SKK Konstruksi, dan Sertifikat ISO, Anda tidak hanya meningkatkan peluang memenangkan tender, tetapi juga mengokohkan reputasi perusahaan Anda sebagai pemimpin industri yang terpercaya. Sertifikasi ini adalah investasi yang tidak hanya membuka pintu ke proyek-proyek besar, tetapi juga memberikan jaminan kualitas kepada klien bahwa Anda adalah pilihan terbaik. Segera lengkapi sertifikasi Anda, dan buktikan bahwa perusahaan Anda siap memenangkan persaingan di pasar konstruksi!
Dapatkan Layanan Prioritas dengan menghubungi tim kami
Sertifikasi.co.id adalah mitra terpercaya dalam pengurusan sertifikasi profesi dan badan usaha di seluruh Indonesia. Kami menawarkan:
- Proses Cepat: Layanan yang efisien dan responsif.
- Keamanan Data: Menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi Anda.
- Investasi dengan ReturnTerbaik: Paket layanan dengan nilai maksimal.
Kami siap mendampingi proses sertifikasi yang meliputi :
- ISO 9001 (QMS), 14001 (EMS), 45001 (OHSAS) , 22000, 27001 (ITSMS), 37001 (SMAP)
- SKK Konstruksi (SKA/SKT): Sipil, Mekanikal, Manajemen Pelaksanaan, K3, Manajemen Proyek.
- SBU (Sertifikat Badan Usaha) LPJK Kementerian PUPR: BUJK Nasional (Kecil Menengah, Besar, Spesialis), BUJK Asing
- SMK3 KEMNAKER RI PP 50 Tahun 2012
- AHLI K3 UMUM KEMNAKER
- Sertifikasi Alat Kemnaker RI: SIA/SILO/Suket K3 Alat (Excavator, Buldozer, Crane, Wheel Loader dll)
- Sertifikasi Operator Alat Kemnaker RI: Surat Ijin Operator SIO (Excavator, Buldozer, Crane, Wheel Loader dll)
- Pengurusan PT, CV & Virtual Office
- NIB (Nomer Induk Berusaha)
- LAI AKP (Laporan Akuntan Publik)
- SNI (Standar Nasional Indonesia)
- Serkom Kelistrikan / SKTTK DJK ESDM
- SBU JPTL (Sertifikat Badan Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik) DJK ESDM
- SIUJPTL (Surat Ijin Usaha Badan Jasa Penunjang Tenaga Listrik)